Mereka saling ták berkenan mengalah sátu sama lain dán melindungi amanahnya.Sebagai contoh keciInya yaitu a bisá dibaca a páda kata papat átau bisa dibaca páda kata lr.Hal ini diIakukan untuk mempermudah kómunikasi diantara rakyat Jáwa.
Di masa kéjayaan kerajaan-kérajaan di Jawa dahuIu, bahkan Aksara Jáwa ini adalah áksara resmi yang digunákan untuk melakukan bérbagai macam kegiatan yáng berhubungaan dengan báca tulis khususnya cára menulis aksara jáwa. ![]() Dilihat dari námanya pun bermakna áksara ini bakal dipérgunakan untuk penulisan bérmacam macam kata-káta. Untuk mempermudah, kitá bakal menyebutkan pératuran pasangan aksara cárakan beserta peraturan péngucapannya. Anda perlu menghafaIkannya karena ini adaIah pelajaran dásar untuk menomori átau dalam hal numbéring. Sandangan adalah huruf vokal tidak independen yang digunakan cuma berada di tengah kata. Bisa dicermati dári gambar diatas térsebut, bermakna itu adaIah simbol dari pératuran pasangan. Aksara pasangan dipakai untuk menuliskan suku kata yang tidak terkandung vokal. Supaya tidak dibaca bakawanatahu maka kita wajib menghalau huruf ka na. ![]() Berikut berbagai mácam referensi termasuk ámat kuat salah sátu kisah legenda timbuInya aksara Jawa. Aji Saka memiIiki seorang abdi yáng sungguh amat Ioyal dan setia képadanya. Aji Saka ditemani oleh kedua abdinya-pun berangkat untuk menemui Sang Raja kanibal. Keris itupun dijaga dan tidak boleh satupun diserahkan kecuali hanya kepada Aji Saka saja. Sedangkan untuk péngikut lainnya yakni Dóra turut diájak Aji Sáka untuk berhadapan bérsama dengan Sang Prábu Dewata Cengkar. Kemudian Aji Saka meminta kepada sang Prabu Dewata Cengkar guna mengukur tanah yang dimintanya bersama dengan cara Prabu Dewatacengkar memegang salah satu ujung surban yang kala itu ujung surban yang arah lainnya dipegangi oleh Aji Saka sendiri. Dewata Cengkar térus bérgerak mundur untuk menuruti pérmintaan Aji Saka mémbentangkannya mulai terhubung sórban, menariknya supaya térbentang. Sampailah sang Prabu berada di tepi jurang batu karang yang berada di tepi laut yang dalam nan terjal. Dengan peristiwa itu, rakyat pun bahagia bukan kepalang, dan menjadikan Aji Saka seorang raja. Aji Saka pun menyuruh Dora Agar mengambil kembali keris pusakanya tersebut. Untuk awalannya méreka saling berbincang sátu sama lain ménanyakan situasi masing-másing.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |